Selasa, 30 Juni 2015

Penyusupan



PENDAHULUAN

I.1   LATAR BELAKANG MASALAH

Aset Tetap atau Aktiva Tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Jenis aset tidak lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Contoh aset tetap antara lain adalah properti, bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin, kendaraan bermotor, furnitur, perlengkapan kantor, komputer, dan lain-lain. 
Beban –beban selama masa penggunaan aktiva tetap seperti Reparasi dan pemeliharaan, Penggantian, Penambahan , Depresiasi aktiva tetap. Aset tetap biasanya memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak. Semua bentuk aset tetap dikenai penyusutan atau depresiasi Kecuali tanah atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan artinya nilai aktiva tetap selain tanah, misalnya mobil, berkurang seiring dengan realisasi masa umur pemanfaatannya, sampai ketika masa guna itu habis, nilai aktiva mobil yang bersangkutan adalah nol. Secara umum perusahaan dalam menentukan depresiasi biasanya menggunakan metode penetapan nilai penyusutan yang dapat digunakan untuk menghitung nilai penyusutan dari suatu aktiva tetap.

1.2   PERUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan Tema makalah ini “Isi Teknik Depresiasi Aktiva Tetap” maka penulis akan memaparkan atau membatasi masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut
  Pengertian Depresiasi
  Metode Penyusutan
  Alasan Kenapa Aktiva Tetap Disusutkan 
  Faktor – Factor Yang Mempengaruhi Biaya Depresiasi

1.3    TUJUAN PENULISAN

  Dapat memahami apa yang dimaksud Deprsiasi.
  Mengetahui metode Penyusutan dalam menentukan nilai Depresiassi
  Mengetahui alasan kenapa aktiva tetap disusutkan 
  Mengetahui faktor – factor yang mempengaruhi biaya depresiasi

I.4  METODE PENULISAN

Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data – data tentang topik ataupun materi yang penulis gunakan untuk karya tulis ini.














BAB II

PEMBAHASAN

II.1  Pengertian Depresiasi

Depresiasi adalah mengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi beban ke dalam periode akuntansi yang menikmati manfaat dari aktiva tetap tersebut. Depresiasi juga dapat didifinisikan yaitu sebagian dari Harga perolehan suatu aktiva berwujud yang dialokasikan atau diakui sebagai biaya baik setiap tahun atau setiap bulan setiap periode akuntansi. Menurut Psak No. 17 depresiasi adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi yang akan dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.

II.2  Metode Penyusutan

Dasar penyusutan aktiva tetap adalah harga perolehan dan nilai buku. Jika setelah masa pakai dianggap masih memiliki nilai (nilai sisa), maka dasar penyusutan adalah harga perolehan dikurangi nilai sisa. Nilai sisa adalah taksiran harga pasar aset tetap pada akhir masa manfaat. Beban penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan.
Ada beberapa metode penetapan nilai penyusutan yaitu;

1.      Metode Garis Lurus (Straight Line)

       Berdasarkan berlalunya waktu
       jumlah penyusutan sama sepanjang masa manfaat
       Beban penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan

atau Depresiasi =    Hrg. Perolehan – nilai sisa           .  
       Taksiran umur ekonomis aktiva
       Dasar penyusutan = Harga Perolehan –Nilai Sisa
      Keterangan : A =  harga peorlehan(aktiva)
                           S = nilai sisa ( residu )
                           n : umur manfaat
                           r : tingkat penyusutan atau persentase
                          D : beban penyusutan tiap periode
D = 
r =

Si = A- iD= A(1-ir)     dengan  Si = menyatakan nilai buku akhir periode ke-i
Sn = S= nilai sisa,        
Sn = A – nD = A(1-nr)

Contoh :
Sebuah motor dibeli dengan harga Rp.14.000.000 ,diperkirakan umur manfaatnya tahun dengan nilai sisa Rp.2.000.000,00 tentukanlah :
a.         Persentase penyusutan
b.        Beban penyusutan tiap tahun
c.         Nilai buku akhir tahun – 3,
d.        Buatlah daftar penyusutan
Jawab:
Diketahui
a.       A= Rp.14.000.000 ,D = Rp.2.000.000 dan n = 6
           r =  x `100 %
         =  x 100%
        = 14,29 %
   Jadi , tingkat penyusutan tiap tahun adalah 14,29 %
b.      D =
                  =
                  = 2.000.000
           Jadi , beban penyusutan tiap tahun adalah Rp2.000.000
c.       Si = A-iD
S3= A-3D
    = 14.000.000-(3x 2.000.000)
    = 8.000.000
Jadi, nilai buku akhir tahun ke-3 adalah Rp8.000.000
             
      Contoh :
Taksiran masa manfaat 5 tahun, maka tarif penyusutan = 100% : 5 = 20% per tahun. Jika ada nilai sisa 20%, maka tarif penyusutan = (100% 20%) : 5 = 16% per tahun

2.      Metode Jam Jasa (service hours method)

    Metode ini biasanya digunakan untuk mesin produksi dan kendaraan.
    Dengan asumsi bahwa aktiva tersebut akan cepat rusak bila digunakan dengan waktu penuh.     
    Beban penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan
atau Depresiasi =    Hrg. Perolehan – nilai sisa           .  
                                 Taksiran jam pemakaian total
       Dasar penyusutan = Harga Perolehan –Nilai Sisa
Contoh :
Mesin dengan harga perolehan  Rp. 6,000, nilai sisa  Rp. 400 dengan asumsi mesin tersebut dapat digunakan selama 10,000jam depresiasi per-jam dapat dihitung dengan cara :
Tarif Depresiasi = (Rp. 6,000 - Rp. 400) : 10,000
= Rp. 0.56/jam
Apabila pada tahun pertama mesin dipakai selama 2,000 jam maka biaya  depresiasinya adalah = 2,000 x Rp. 0.56 = Rp. 1,120

3.      Metode Saldo Menurun (Declining Balance)
    Beban penyusutan menurun sejalan dengan berlalunya waktu (dari tahun ke tahun)
    Makin tua aset, makin berkurang kemampuan memberikan manfaat juga menurun
    Dasar penyusutan = Nilai Buku Awal Periode
    Nilai Buku Awal Periode = Nilai Perolehan –Akumulasi Penyusutan
    Umumnya tarif penyusutan = 2 x tarif metode garis lurus.

4.      Metode Persentase Tetap dari Nilai Buku (Double Declining Method)

Menggunakan metode beban ini penyusutan makin lama makin berkurang sesuai umur aktiva. Metode ini besar beban penyusutan tiap periode diperoleh dengan cara mengalikan tingkat penyusutan (r) dengan nilai buku awal periode pada periode yang bersangkutan. Perhatikan uraian berikut
Nilai buku akhir tahun ke-1:
Sı = A – rA = A (1 – r)
Nilai buku akhir tahun ke-2:
S2 = Sı – rSı = Sı (1 – r) = A(1 – r)(1 – r) = A(1 – r)²
Sehingga, nilai buku akhir tahun ke-i dirumuskan sebagai berikut
Sᵢ = A (1 – r) ͥ
Jika i = n, maka Sᵢ = Sn . Sᵢ merupakan nilai sisa. Sehingga
Sn = S = A (1 – r)ⁿ
   = (1 – r)    = 1 – r  r = 1 -  
Jadi,
r  = (1 -  ) x 100%
Beban penyusutan (D) untuk tahun yang ke-i (D) adalah
Di = rSᵢ-ı = rA(1 – r) ͥ-ı
 Dengan i = 1, 2, 3, . . . n
 Jika i = n, beban penyusutan untuk tahun ke-n:
Dn = rA(1 – r) ⁿ-ı
Contoh:
Nilai perolehan suatu aktiva adalah Rp4.000.000,- dengan perkiraan umur manfaat 10 tahun dan nilai residu adalah Rp500.000,- dengan menggunakan metode tetap dari nilai buku, Hitunglah:
a.       Persentase penyusutan yiap tahun
b.      Beban penyusutan tahun ke-5
c.       Nilai buku pada tahun ke-6
d.      Buatlah daftar penyusutan
Diketahui:
A = Rp4.000.000,-                  n = 10             dan S = Rp500.000,-
a.       r = (1 -  ) x 100%
= (1 -  ) x 100%
 = (1 – 0,81225) x 100%
 = 0,18775 x 100%
 = 18,78%
Jadi tingkat penyusutan tiap tahun adalah 18,78%
b.      Dn = rA (1 – r) ⁿ- ı
D5 = rA (1 – r)5- ı
D5 = rA (1 – r)4
= (0,18775) x (Rp4.000.000,00) x (1 – 0,18775)4
= (0,18775) x (Rp4.000.000,00) x (0,435270145)
= Rp326.887,88
Jadi, besar penyusutan akhir tahun ke-5 adalah Rp326.887,88
c.       = A (1 – r)7
 = Rp4.000.000,00 (1 – 0,18775)6
 = Rp4.000.000,00 (0,81225)6
 = Rp4.000.000,00 x 0,287169505 
 = Rp1.148.678,02
Jadi, nilai buku akhir tahun ke-6 adalah Rp1.148.678,02
d.      Daftar penyusutan
Tahun
Nilai Buku
Persentasi
Beban
Akumulasi
Nilai Buku
Ke-
Awal Tahun
Penyusutan
Penyusutan
Penyusutan
Akhir Tahun

(Rp)
(%)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1
4.000.000,00
18,78%
751.200,00
751.200,00
3.248.800,00
2
3.248.800,00
18,78%
610.124,64
1.351.324,64
2.638.675,36
3
2.638.675,00
18,78%
495.543,23
1.856.867,87
2.143.132,13
4
2.638.675,36
18,78%
402.480,21
2.259.348,09
1.740.651,91
5
1.740.651,91
18,78%
326.894,43
2.586.242,52
1.413.757,48
6
1.413.757,48
18,78%
265.503,66
2.851.746,17
1.148.253,83
7
1.148.253,83
18,78%
215.642,07
3.067.388,24
932.611,76
8
932.611,76
18,78%
175.144,49
3.242.532,73
757.467,27
9
757.467,27
18,78%
142.252,35
3.384.785,08
615.214,92
10
615.214,92
18,78%
115.537,36
3.500.322,44
499.677,56

5.      Metode Jumlah Bilangan Tahun (Sum of The Years Digits Method)
Metode ini beban penyusutan tiap tahun makin kecil, karena beban penyusutan dari tahun ke tahun menggunakan pecahan – pecahan menurun. Pembilang dari pecahan tersebut adalah bilangan tahun yang menurun dengan waktu yang berlawanan sedangkan penyebutnya adalah jumlah bilangan tahunnya. Perhatikan uraian berikut
Misalkan umur manfaat aktiva adalah n, dimana n  A dan penyebutnya adalah  b dimana b = 1 + 2 + 3 + . . . + n =   maka pembilang untuk tahun ke-i adalah tᵢ = (n + 1) – i. Sehingga tingkat penyusutan pada tahun ke-i (rᵢ) adalah:
rᵢ =
Dan beban penyusutan pada tahun ke-i (Dᵢ) adalah:
Dᵢ = rᵢ (A – S)
Nilai sisa padatahun ke-i (Sᵢ) adalah nilai perolehan (A) dikurangi akumulasi beban penyusutan sampai tahun ke-i  Sehingga:
Sᵢ = A -  atau Sᵢ = A – (A – S)
Contoh :
Sebuah mesin diperoleh seharga Rp10.000.000,00 dengn umur manfaat 6 tahun. Nilai sisa mesin tersebut diperkirakan adalah Rp2.000.000,00. Dengan metode jumlah bilangan tahun, tentukanlah:
a.       Tingkat penyusutan tiap tahun
b.      Beban penyusutan pada tahun ke-4
c.       Nilai buku pada akhir tahun ke-5
d.      Buatlah daftar penyusutannya
Diketahui:
A = Rp10.000.000,00          n = 6           dan S = Rp2.000.000,00
a.       Penyebut (b) =  =  =  = 21
Tingkat penyusutan pada tahun ke-i (r):
ri =  =  maka
r =    =                                            r4 =  =
r2 =  =                                            r5 =  =
r3 =  =                                            r6 =  =
b.      Di = ri (A – S)
D4 = r4 (A – S)
 =  (Rp10.000.000,00 – Rp2.000.000,00)
 =  (Rp8.000.000,00) = Rp1.142.857,14
Jadi, beban penyusutan pada tahun ke-4 adalah Rp1.142.857,14
c.       S = A – (A – S)                                                            
S = A – (A – S)
 = Rp10.000.000,00 – (Rp10.000.000,00 – Rp2.000.000,00) x
= Rp10.000.000,00 – (Rp8.000.000,00 x
= Rp10.000.000,00 – Rp7.619.047,62
= Rp2.380.952,38
Jadi, nilai buku mesin tersebut pada tahun ke-5 adalah Rp2.380.952,38
d.      Daftar penyusutan
Tahun
Tingkat
A - S
Beban
Akumulasi
Nilai Sisa
Ke-
penyusutan
(Rp)
Penyusutan
Penyusutan
Akhir Tahun



(Rp)
(Rp)
(Rp)
1
8.000.000,00
2.285.714,29
2.285.714,29
7.714.285,71
2
8.000.000,00
1.904.761,90
4.190.476,19
5.809.523,81
3
8.000.000,00
1.523.809,52
5.714.285,71
4.285.714,29
4
8.000.000,00
1.142.857,14
6.857.142,86
3.142.857,14
5
8.000.000,00
761.904,76
7.619.047,62
2.380.952,38
6
8.000.000,00
380.952,38
8.000.000,00
2.000.000,00
 Jumlah
8.000.000,00




6.      Metode Satuan Jam Kerja (Service-Hours Method)

Dengan metode ini taksiran manfaat suatu aktiva dianggap berkurang sesuai dengan masa pakai aktiva tersebut. Aktiva dengan umur manfaat n tahun dioperasikan selama j jam kerja, dimana J = J1+ J2 + J3 + . . . + Jn dan J adalah jumlah jam kerja aktiva tersebut per tahun, maka tingkat penyusutan tiap jam kerja adalah:
r =
Besarnya beban penyusutan tahun ke-i:
Dᵢ = jᵢ x r = jᵢ x

Nilai buku pada akhir tahun ke-i (S):      
Sᵢ = A – r

Jika i = n maka nilai sisa pada akhir tahun ke-i adalah:
Sᵢ = Sn = S = A – r                                           Sn = A – rJ

Contoh :
Sebuah mesin fotocopy diperoleh dengan harga Rp8.000.000,00 dengan umur manfaat 5 tahun. Setelah itu harganya diperkirakan Rp1.000.000,00. selama 5 tahun tersebut mesin tersebut dioperasikan sebagai berikut: tahun I dioperasikan selama 2.300 jam, tahun II 2.500 jam, tahun III 2.000 jam, tahu IV 1.000 jam, dan tahun V 2.200 jam. Tentukan:
a.       Tingkat penyusutan tiap jam kerja mesin tersebut
b.      Beban penyusutan tahun ke-4
c.       Nilai buku akhir tahun ke-3
d.      Buatlah daftar penyusutannya
Solusi:
Diketahui = A = Rp 8.000.000,00, n = 5, j1 = 2.300, j2 = 2.500, j3 = 2.000, j4 = 1.000, dan j5 = 2.200
a.       r =  =  =  = Rp 700,00
jadi, tingkat penyusutan tiap jam kerja mesin fotokopi tersebut adalah Rp 700,00
b.      Di = ji × r
D4 = j4 × r = 1.000 × Rp700,00 = Rp 700.000,00
Jadi penyusutan pada tahun ke-4 adalah Rp 700.000,00
c.       Jumlah jam kerja sampai akhir tahun ke-3
 = 2.300 + 2500 + 2.000 = 6.800
Si = A – r
S3 = A – r
= Rp 8.000.000,00 – (Rp 700,00 × 6.800)
= Rp 8.000.000,00 – ( Rp 760.000,00 = Rp 3.240.000,00
Jadi nilai buku pada akhir tahun ke-3 adalah Rp 3.240.000,00
d.      Daftar penyusutan
Tahun ke
Nilai buku akhir tahun (Rp)
Jam kerja
Tingkat penyusutan (Rp)
Beban penyusutan (Rp)
Akumulasi penyusutan (Rp)
Nilai sisa akhir tahun (Rp)
1
8.000.000,00
2.300
700,00
1.610.000.00
1.610.000,00
6.390.000,00
2
6.390.000,00
2.500
700,00
1.750.000,00
3.360.000,00
4.640.000,00
3
4.640.000,00
2.000
700,00
1.400.000,00
4.760.000,00
3.240.000,00
4
3.240.000,00
1.000
700,00
700.000,00
5.460.000,00
2.540.000,00
5
2.540.000,00
2.200
700,00
1.540.000,00
7.000.000,00
1.000.000,00
jumlah
10.000
-
7.000.000,00
-
-

7.      Metode Satuan Hasil Produksi (Productive – Output Methode)

Dengan metode ini taksiran manfaat dinyatakan dalam kapasitas produksi yang dihasilkan. Dasar penyusutannya adalah hasil perolehan dikurangi dengan nilai sisa. Sedangkan beban prenyusutan tiap tahun diperoleh dengan mengalikan jumlah pada produksi tahun yang bersangkutan dengan tingkat penyusutan.
r =
Jika n = Q = jumlah total produksi, maka:
r =
Jika Q = q1 + q2 + q3 + …..+ q n, beban penyusutan tahun ke-I adalah:
Di = qi x r ↔ Di =
Jika jumlah produksi yang dapat dihasilkan dari tahun ke-1 sampai tahun ke-I adalah q1 + q2+ q3 + …..+ qi =  , maka jumlah kumulatif penyusutan sampai tahun ke-i adalah:
 = r x
Sehingga nilai buku pada akhir tahun ke-i adalah:
Si = A -  = A – rQ
Contoh:
Sebuah mesin diperoleh dengan harga Rp7.000.000,00 dengan perkiraan nilai sisa Rp1.00.000,00 dan selama 4 tahun dapat menghasilkan 5.000 unit produksi dengan perincian sebagai berikut: Tahun I menghasilkan 1.500 unit, tahun II menghasilkan 200 unit, tahun III menghasilkan 1.000 unit, dan tahun IV menghasilkan 500 unit. Tentukan:
a.       Tingkat penyusutan satuan hasil produksi,
b.      Beban penyusutan pada tahun ke-2,
c.       Nilai buku pada akhir tahun ke-3,
d.      Buatlah daftar penyusutannya.
Jawab:
Diket: A= Rp7.000.000,00     S= Rp1.00.000,00                   n=4      q1= 1.500        
q2= 2.000         q3=  1.000        q4= 500
a.       r =
 =
 = Rp1.200,00
Jadi tingkat penyusutan adalah Rp1.200 untuk setiap satu unit hasil produksi. Artinya setiap memproduksi 1 unit barang maka mesin tersebut berkurang harganya sebesar Rp1.200,00
b.       Di = qi x r
           D2 = q2 x r
= 2.000 X Rp1.200,00
= Rp2.400.000,00
Jadi beban penyusutan pada tahun ke-2 adalah Rp2.400.000,00.
c.       Jumlah produksi sampai tahun ke-3 = q1 + q2 + q3
                                                                               = 1.500 + 2.000 + 1.000
                                                                               = 4.500
Si = A -
Si = A -
   = Rp7.000.000,00 – (Rp1.200,00 x 4.500)
   = Rp7.000.000,00 – Rp5.400.000,00
   = Rp1.600.000,00
Jadi nilai buku pada akhir tahun ke-3 adalah Rp1.600.000,00.
d.      Daftar Penyusutan
Tahun
Ke-
Nilai buku
awal tahun (Rp)
Satuan
Hasil
Produksi
Tingkat
Penyusutan
(Rp)
Beban
Penyusutan
(Rp)
Akumulasi Penyusutan (Rp)
Nilai sisa akhir tahun (Rp)
1
7.000.000
1.500
1.200
1.800.000
1.800.000
5.200.000
2
5.200.000
2.000
1.200
2.400.000
4.200.000
2.800.000
3
2.800.000
1.000
1.200
1.200.000
5.400.000
1.600.000
4
1.600.000
500
1.200
600.000
6.000.000
1.000.000

Jumlah
5.000
-
6.000.000
-
-

8.      Metode Jumlah AngkaAngka Tahun (Sum of Years Digit)

Dasar penyusutan adalah jumlah angka tahun masa manfaat
Contoh:
o     Masa manfaat 5 tahun, maka dasar penyusutan adalah 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15
o     Tarif penyusutan tahun I = 5/15; Tarif penyusutan tahun II = 4 /15, dst.
o     Beban Penyusutan Tahun I = 5/15 x (Harga Perolehan –Nilai Sisa)

9.      Metode Nilai Produksi (Unit of Production)

    Dasar penyusutan adalah kapasitas produksi yang dihasilkan selama aset dapat digunakan (selama masa manfaat)
    Tarif Penyusutan = Produksi Aktual Tahun Berjalan / Kapasitas Produksi selama masa manfaat
Contoh:
o     Tarif Penyusutan =245,000/1,000,000 x 100% = 24.5%
o     Beban Penyusutan = 24.5% x (Harga Perolehan –Nilai Sisa)
Tetapi secara umum biasanya perusahaan menggunakan salah 1 dari banyak metode yang ada, biasanya yang digunakan adalah metode garis lurus dan metode saldo menurun karena dalam perpajakan, pajak penghasilan pasal 11, metode yang boleh dalam pelaporan pajak adalah metode garis lurus dan saldo menurun. (untuk lebih jelasnya lihat peraturan atau UU pajak penghasilan pasal 11 dan penggolongan jenis – jenis harta dalam Kep. Men. Keu. No. 138/KMK.03/2002)
LangkahLangkah Menghitung Penyusutan Aset Tetap
1)      Susun daftar aset tetap dengan mengelompokkannya berdasarkan jenis;
2)      Untuk masingmasing jenis aset tetap tentukan masa manfaat;
3)      Untuk masingmasing aset tetap tentukan nilai sisa di akhir masa manfaat;
4)      Untuk masingmasing aset tetap hitung dasar penyusutan, yakni nilai perolehan dikurangi prakiraan nilai sisa;
5)      Susun suatu jadwal penyusutan untuk masingmasing aset tetap;
6)      Terapkan penyusutan secara berkala dengan metode garis lurus (straight line method)

II.3   Alasan Kenapa Aktiva Tetap Disusutkan  

Alasan kenapa suatu perusahaan melakukan penyusutan terhadap aktiva tetapnya yaitu karena suatu aktiva tetap  yang dimiliki oleh suatu perusahaan dengan tujuan untuk memproduksi barang atau jasa, memasok barang atau jasa, disewakan, atau untuk administrasi kantor di taksir dapat digunakan lebih dari 1 periode akuntansi dan Memiliki masa manfaat yang terbatas sehingga akan mengurangi nilai baik nilai guna, nilai pemanfaatan dan kualiatas dari aktiva tersebut.

II.4   Faktor – Factor Yang Mempengaruhi Biaya Depresiasi

Ada beberapa Faktor – factor yang mempengaruhi biaya depresiasi diantaranya sebagai berikut :
1      Harga perolehan (hp) adalah uang yang dikeluarkan atau hutang yang timbul dari semua biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu aktiva.
2      Nilai residu (sisa) adalah nilai suatu aktiva jika aktiva tersebut habis masa manfaatnya, ditukar dengan aktiva lain, atau dijual. Nilai ini merupakan estimasi.
3      Taksiran umur ekonomis  adalah umur kegunaan (masa manfaat) dari suatu aktiva. Nilai ini merupakan taksiran berdasarkan cara-cara pemeliharaan dan kebijakan yang dianut oleh perusahaan.

 

 


                                                                      


BAB III

PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Semua bentuk aset tetap dikenai penyusutan atau depresiasi Kecuali tanah atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan artinya nilai aktiva tetap selain tanah, misalnya mobil, berkurang seiring dengan realisasi masa umur pemanfaatannya, sampai ketika masa guna itu habis, nilai aktiva mobil yang bersangkutan adalah nol. Depresiasi juga dapat didifinisikan yaitu sebagian dari Harga perolehan suatu aktiva berwujud yang dialokasikan atau diakui sebagai biaya baik setiap tahun atau setiap bulan setiap periode akuntansi.
Secara umum perusahaan dalam menentukan depresiasi biasanya menggunakan beberapa metode penetapan nilai penyusutan yaitu; Metode Garis Lurus, Metode jam jasa, Metode Saldo Menurun, Metode Jumlah AngkaAngka Tahun dan Metode Nilai Produksi. Tetapi secara umum biasanya perusahaan menggunakan salah 1 dari banyak metode yang ada, biasanya yang digunakan adalah metode garis lurus dan metode saldo menurun karena dalam perpajakan, pajak penghasilan pasal 11, metode yang boleh dalam pelaporan pajak adalah metode garis lurus dan saldo menurun. (untik lebih jelasnya lihat peraturan atau UU pajak penghasilan pasal 11 dan penggolongan jenis – jenis harta dalam Kep. Men. Keu. No. 138/KMK.03/2002). Dalam menentukan suatu keputusan untuk menyusutkan aktiva tetapnya tentu didasari dengan alasan kenapa aktiva tetap disusutkan dan faktor – factor yang mempengaruhi biaya depresiasi.

III.2 USUL DAN SARAN

Makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu masukan serta saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan tersebut.



DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.blogspot.org/wiki/aktiva_tetap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar