MAKALAH
PAIKEM
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pembelajaran Inovatif
1.
AYU
SUSANTI (1331013)
2.
DEWI
WIDIYASARI (1331019)
3.
NINIK
WINDARTI (1331074)
4.
NUR
MAKIYAH (1331078)
5.
SULIS SETIYAWATI (1331100)
Dosen Pembimbing :
Lestariningsih. S.
Pd,M.Pd.
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN
GURU REPUBLIK INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Menurut Wijaya Kusumah
(2009), dalam buku tips menjadi guru inspiratif kreatif dan inovatif, guru
ideal adalah sosok guru yang mampu menjadi panutan dan selalu memberikan
keteladanan. Ilmunya seperti mata air yang tak pernah habis.Semakin diambil
semakin jernih airnya.Mengalir bening dan menghilangkan rasa dahaga bagi siapa
saja yang meminumnya.Oleh karena itu suatu keniscayaan bagi seorang guru untuk
selalu membimbing mengarahkan serta transfer of knowledge maupun transfer of
value kepada anak didik dengan sangat baik dan ideal.
Menjadi Guru bukanlah
hanya dengan melihat unsur finansial saja, tetapi sebagai panggilan jiwa dalam
mengemban tanggung jawab peradaban yang besar bagi umat manusia dalam mendidik
anak untuk menjadi manusia yang beradab karena hanya dengan pendidikanlah
peradaban manusia bisa terwujud.
Untuk mewujudkan cita cita
besar tersebut guru harus mempunyai pola pembelajaran kepada peserta didik
dengan baik agar transfer of knowledge kepada anak bisa berlangsung dengan
efektif dan mudah bagi siswa untuk menangkap pembelajaran dari guru.
Melalui tuntutan
keprofesionalannya guru dituntut harus mampu mewujudkan proses belajar mengajar
yang maksimal agar bisa efektif mencapai tujuan materi yang disampaikan,
Sekaligus bisa memberi rangsangan kepada siswa agar kreatif dan aktif dalam
pembelajaran. Untuk mewujudkan proses pembelajaran tersebut salah satunya
dengan pola pembelajaran PAIKEM. Pada makalah ini akan dibahas berbagai
permasalahan bagaimana penerapan program tersebut dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN
PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan
dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.PAIKEM
dapat didefinisikan sebagai: pendekatan
mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu
dan pelbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa
agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan. Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap
pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan.Selain itu, PAIKEM juga
memungkinkan siwa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap,
pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata “disuapi” guru.
2.
PENJABARAN PAIKEM
2.1
Pembelajaran
Aktif
Secara harfiah active artinya: ”in the habit of doing things, energetic”
(Hornby, 1994:12), artinya terbiasa berbuat segala hal dengan menggunakan
segala daya. Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran yang
memerlukan keaktifan semua siswa dan
guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual.Guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan
melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung, sehingga belajar
merupakan proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. Dengan
demikian, siswa didorong untuk
bertanggung jawab terhaap proses belajarnya sendiri.
Menurut
Taslimuharrom (2008) sebuah proses
belajar dikatakan aktif (active learning)
apabila mengandung:
1) Keterlekatan
pada tugas(Commitment)
Dalam hal ini, materi, metode, dan strategi
pembelajaran hendaknya bermanfaat bagi siswa (meaningful), sesuai dengan kebutuhan siswa (relevant), dan bersifat/memiliki keterkaitan
dengan kepentingan pribadi (personal).
2) Tanggung jawab (Responsibility)
Dalam hal ini, sebuah proses
belajar perlu memberikan wewenang kepada siswa untuk berpikir kritis secara
bertanggung jawab, sedangkan guru lebih banyak mendengar dan menghormati
ide-ide siswa, serta memberikan pilihan dan peluang kepada siswa untuk
mengambil keputusan sendiri.
3) Motivasi (Motivation)
Proses belajar hendaknya lebih mengembangkan motivasi intrinsic
siswa. Motivasi intrinsik
adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat
mendorongnya melakukan tindakan belajar. Dalam perspektif psikologi kognitif,
motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik (bukan
ekstrinsik) karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada
dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan memiliki
pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan, umpamanya, memberi pengaruh
lebih kuat dan relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah
atau dorongan keharusan dari orangtua dan guru. Motivasi belajar siswa akan meningkat apabila ditunjang oleh pendekatan yang lebih
berpusat pada siswa (student centered learning). Guru mendorong siswa untuk aktif
mencari, menemukan dan memecahkan masalahnya sendiri. Ia tidak hanya menyuapi
murid, juga tidak seperti orang yang menuangkan air ke dalam ember.
Alhasil, di satu
sisi guru aktif dalam hal:
a.
Memberikan umpan balik;
b.
Mengajukan pertanyaan yang menantang;
dan
c.
Mendiskusikan gagasan siswa.
Di
sisi lain, siswa aktifantara lain dalam hal:
a. Bertanyaataumeminta
penjelasan;
b. Mengemukakan
gagasan; dan
c. Mendiskusikan gagasan orang lain dan gagasannya sendiri.
2.2
Pembelajaran Inovatif
McLeod (1989:520)
mengartikan inovasi sebagai: “something
newly introduced such as method or device”.
Berdasarkan takrif ini, segala aspek (metode, bahan, perangkat dan
sebagainya) dipandang baru atau bersifat inovatif apabila metode dan
sebagainya itu berbeda atau belum dilaksanakan oleh seorang guru meskipun semua
itu bukan barang baru bagi guru lain.
Untuk menjadi guru yang
inovatif tentu saja guru harus menguasai dan mendalami materi yang diajarkan
dengan menyesuaikan diri dengan pembaharuan-pembaharuan yang ada tidak hanya
mengandalkan modal awal yang dia punya, Guru yang menguasai materi sebaiknya menulis
singkat materi yang diajarkan, sehingga ia bisa menuangkan ide ide dan gagasan
dinamisnya, juga menambahkan hal hal baru yang menjadi tuntutan dunia
global.Ketika guru tersebut sudah inovatif sehingga sebagai siswa akan selalu
menjadikan guru tersebut sebagai teladan dan figur idola bagi mereka, pada
akhirnya siswa akan mempunyai panutan dalam belajar sehingga siswa tersebut
juga inovatif dengan melihat gurunya yang kaya akan wawasan keilmuwan dan
dengan cara yang inovatif dalam menyampaikan pembelajaran.
Pembelajaran inovatif dapatmenyeimbangkan fungsi otak kiri
dan kanan apabila dilakukan dengan cara meng- integrasikan media atau alat
bantu terutama yang berbasis teknologi baru ataupun maju ke dalam proses
pembelajaran tersebut. Sehingga,
terjadi proses renovasi mental, di antaranya membangun rasa pecaya diri
siswa. Penggunaan bahan pelajaran, software
multimedia, dan microsoft power point
merupakan salah satu alternatif.
Membangun
sebuah pembelajaran inovatif bisa dilakukan dengan cara-cara yang di antaranya
menampung setiap karakteristik siswa dan mengukur kemampuan atau daya serap
setiap siswa.Sebagian siswa ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dan
keterampilan dengan menggunakan daya visual (penglihatan) dan auditory (pendengaran),
sedang sebagian lainnya menyerap ilmu dan keterampilan secara kinestetik
(rangsangan/gerakan otot dan raga). Dalam hal ini, penggunaan alat/perlengkapan
(tools) dan metode yang
relevan dan alat bantu langsung dalam proses pembelajaran merupakan kebutuhan
dalam membngun proses pembelajaran inovatif.
Alhasil, di satu
sisi guru bertindak inovatif dalam hal:
a.
Menggunakan bahan atau materi baru yang bermanfaat dan bermartabat;
b.
Menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran dengan gaya baru;
c.
Memodifikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi pendekatan
inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa, sekolah dan lingkungan;
d.
Melibatkan perangkat teknologi pembelajaran.
Di
sisi lain, siswa pun bertindak inovatif dalam arti:
a. Merngikuti pembelajaran inoavtif dengan aturan yang
berlaku;
b. Berupaya mencari bahan atau materi sendiri dari
sumber-sumber yang relevan;
c. Menggunakan perangkat tekonologi maju dalam proses
belajar.
Selain itu, dalam menerapkan
pembelajaran yang inovatif diperlukan adanya beraneka ragam strategi
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang studi. Adapun ragam
strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran inovatif
(Sukestyarno : 2007)meliputi:
1)
Examples
non-examples, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan
tujuan pembelajaran;
b.
Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan
melalui power point;
c.
Guru memberikan petunjuk dan peluang kepada
siswauntuk memperhatikan/menganalisis gambar;
d.
Kelompok yang terdiri atas 2-3 siswa melakukan
diskusi dan analisis mengenai bagian yang merupakan contoh dan bukan contoh,
lalu mencatat hasilnya;
e.
Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil
diskusinya;
f.
Guru mengomentari dan memberi penjelasan mengenai
materi sesuai dengan sesuai tujuan yang ingin dicapai;
g.
Simpulan.
2)
Numbered heads together, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Siswa
dibagi dalam kelompok-kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor;
b.
Guru memberi tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya;
c.
Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya;
d.
Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor
yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka;
e.
Tanggapan dari teman yang lain ditampung, kemudian
guru menunjuk nomor yang lain;
f.
Simpulan.
3)
Cooperative script,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Guru membagi siswa ke dalam sejumlah pasangan;
b.
Guru
membagikan wacana/materi dan siswa membaca dan membuat ringkasannya;
c.
Guru dan siswa menetapkan siswa yang pertama
berperan sebagai pembicara dan siswa-siswa lain yang berperan sebagai
pendengar;
d.
Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin,
dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara
itu, para siswa pendengar: 1) menyimak,mengoreksi dan menunjukkan ide-ide pokok
yang kurang lengkap; 2) membantu mengingatatau menghafal ide-ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
a)
Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar
menjadi pendengar dan sebaliknya.
b)
Simpulan dibuat oleh siswa bersama guru.
c)
Penutup
4)
Kepala bernomor struktur,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Siswa dibagi ke dalam sejumlah kelompok, dan setiap
siswa anggota kelompok mendapat nomor;
b.
Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan
nomor terhadap tugas yang berangkai misalnya: siswa No.1 bertugas mencatat
soal, siswa No. 2 mengerjakan soal, dan siswa No. 3 melaporkan hasil pekerjaan
dan seterusnya;
c.
Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama
antar-kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama
beberapa siswa yang bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini
siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja
sama mereka;
d.
Melaporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang
lain;
e.
Simpulan.
5)
Student
Team Achievement Division (STAD),dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Membentuk kelompok yang anggotanya
terdiri atas 4-5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis
kelamin, suku, dll);
b.
Guru menyajikan pelajaran;
c.
Guru memberi tugas kepada kelompok untuk
dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang sudah paham dapat menjelaskan kepada anggota lainnya sampai
semua anggota dalam kelompok itu paham;
d.
Guru
memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis para siswa tidak diperbolehkan
saling membantu;
e.
Memberi evaluasi;
f.
Simpulan.
6)Jigsaw
(Model
Tim Ahli), dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a.
Siswa
dikelompokkan ke dalam tim-tim yang terdiri atas 4 siswa;
b.
Tiap
orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda;
c.
Tiap
orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan;
d.
Anggota
dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu
dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab mereka;
e.
Setelah
selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan
tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh;
f.
Tiap
tim ahli mempresentasikan hasil diskusi;
g.
Guru memberi evaluasi;
h.
Penutup.
7)Problem-based
instructions (PBI),dengan langkah- langkah sebagai berikut:
a.
Guru menjelaskan kompetensi yang ingin
dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi
siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih;
b.
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhu- bungan dengan masalah tersebut
(menetapkan topik, tugas, jadual, dll.);
c.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masa- lah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah;
d.
Guru membantu siswa dalam merencanakan
karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan
temannya;
e.
Guru membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan.
2.3
Pembelajaran
Kreatif
Kreatif (creative)
berarti menggunakan hasil ciptaan,kreasi
baru atau yang berbeda dengan sebelumnya. Pembelajaran yang kreatif mengandung makna tidak sekedar
melaksanakan dan menerapkan kurikulum. Kurikulum memang merupakan dokumen dan
rencana baku, namun tetap perlu dikritisi dan dikembangkan secara kreatif.
Dengan demikian, ada kreativitas pengembangan kompetensi dan kreativitas dalam
pelaksanaanpembelajaran dikelas termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
bahan dan sarana untuk belajar. Pembelajaran kreatif juga dimaksudkan agar guru
menciptakankegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa dan tipe serta gaya belajar siswa.
Alhasil, di
satu sisi guru bertindak kreatif dalam arti:
a. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang beragam;
b. Membuat alat bantu belajar yang berguna meskipun
sederhana.
Di sisi lain, siswa pun kreatif dalam
hal:
a.
Merancangataumembuat sesuatu;
b.
Menulis atau mengarang.
2.4
Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif (effective/ berhasil guna) jika mencapai
sasaran atau minimal mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Di
samping itu, yang juga penting adalah banyaknya pengalaman dan hal baru
yang “didapat“ siswa. Guru pun diharapkan
memeroleh “pengalaman baru” sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya.
Untuk mengetahui keefektifan sebuah proses pembelajaran, maka pada setiap
akhir pembelajaran perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi yang dimaksud di sini
bukan sekedar tes untuk siswa, tetapi semacam refleksi, perenungan yang dilakukan oleh guru dan siswa, serta didukung oleh
data catatan guru. Hal ini sejalan dengan kebijakan penilian berbasis kelasatau penilaianauthenticyang lebih menekan- kan pada penilaian proses selain
penilaian hasil belajar (Warta MBS UNICEF : 2006).
Ciri ciri guru efektif
menurut Gary A. Dvis dan Margaret A. Thomas ( 1989) dalam buku Prof.Suyanto,
Ph.D Menjadi Guru Profesional. Th. 2013 telah mengelompokkannya dalam empat
kelompok besar, yaitu :
a)
Memiliki kemampuan yang terkait dengan
iklim belajar dikelas.
b)
Kemampuan yang terkait dengan strategi
mnajemen pembelajaran.
c)
Memiliki kemampuan yang terkait dengan
pemberian umpan balik (feedback) dan penguatan (reinforcement).
d)
Memiliki kemampuan yang terkait
peningkatan diri.
Alhasil, di
satu sisi guru menjadi pengajar yang efektif, jika:
a. Menguasai materi yang diajarkan;
b.
Mengajar
dan mengarahkan dengan memberi contoh;
c.
Menghargai
siswa dan memotivasi siswa;
d.
Memahami
tujuan pembelajaran;
e.
Mengajarkan
keterampilan pemecahan masalah;
f.
Menggunakan
metode yang bervariasi;
g.
Mengembangkan
pengetahuan pribadi dengan banyak membaca;
h.
Mengajarkan
cara mempelajari sesuatu;
i.
Melaksanakan
penilian yang tepat dan benar.
Di sisi lain,
siswa menjadi pembelajar yang efektif dalam arti:
a. Menguasai pengetahuan dan keterampilan atau kompetensi
yang diperlukan;
b.
Mendapat
pengalaman baru yang berharga.
2.5
Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan (joyful)
perlu dipahami secara luas, bukan hanya berarti selalu diselingi dengan
lelucon, banyak bernyanyi atau tepuk tangan yang meriah. Pembelajaranyangmenyenangkan
adalah pembelajaran yang dapat dinikmati siswa.Siswa merasa nyaman, aman dan
asyik.Perasaan yang mengasyikkan mengandung unsur inner motivation, yaitu dorongan keingintahuan yang disertai upaya
mencari tahu sesuatu.
Selain itu
pembelajaran perlu memberikan tantangan kepada siswa untuk berpikir, mencoba
dan belajar lebih lanjut, penuh dengan percaya diri dan mandiri untuk
mengembangkan potensi diri secara
optimal. Dengan demikian, diharapkan kelak siswa menjadi manusia yang
berkarakter penuh percaya diri, menjadi dirinya sendiri dan mempunyai kemampuan
yang kompetitif (berdaya saing).
Adapun ciri-ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan, ialah:
a) Adanya
lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat tegang (stress), aman, menarik, dan tidak membuat
siswa ragu melakukan sesuatu meskipun keliru untuk mencapai keberhasilan yang
tinggi;
b) Terjaminnya ketersediaan materi pelajaran dan metode yang
relevan;
c) Terlibatnya semua indera dan aktivitas otak kiri dan
kanan;
d) Adanya situasi belajar yang menantang (challenging)
bagi peserta didik untuk berpikir jauh
ke depan dan mengeksplorasi materi yang sedang dipelajari;
e) Adanya situasi belajar emosional yang positif ketika para
siswa belajar bersama, dan ketika ada humor, dorongan semangat, waktu
istirahat, dan dukungan yang enthusiast.
Alhasil, dalam
pembelajaran yang menyenangkan guru tidakmembuat siswa:
a. Takut salah dan dihukum;
b.
Takut
ditertawakan teman-teman;
c. Takut dianggap sepele oleh guru atau teman.
Di sisi lain,
pembelajaran yang menyenangkan dapat membuatsiswa:
a. Berani bertanya;
b.
Berani
mencoba/berbuat;
c.
Berani
mengemukakan pendapat atau gagasan;
d.
Berani
mempertanyakan gagasan orang lain.
3.
TEORI
BELAJAR YANG MELANDASI PAIKEM
Banyak teori belajar
yang menjadi landasan model PAIKEM diantaranya adalah Teori Jean Piaget, Teori
Konstruktivisme, Teori Bandura dan Teori Bruner. Berikut akan dijelaskan
beberapa teori yang melandasi model pembelajaran ini.
3.1
Teori
Perkembangan Jean Piaget
Teori Perkembangan
Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup
tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan
psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan,
yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan
dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada
kenyataan.
Teori ini membahas munculnya
dan diperolehnya skema-skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi
lingkungannyadalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara
baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke
dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang
menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan
kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan
kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap
lingkungan.
Untuk pengembangan teori
ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak
untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan
semakin canggih seiring pertambahan usia:
a)
Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
b)
Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
c)
Periode operasional konkrit (usia 7–11
tahun)
d)
Periode operasional formal (usia 11
tahun sampai dewasa)
Jelas teori piaget
tersebut menegaskan bahwa guru harus mampu menciptakan keadaan pembelajar yang
mampu belajar mandiri. Artinya guru tidak sepenuhnya mengajarkan suatu bahan
ajar kepada pembelajar, tetapi guru dapat membangun pembelajar yang mampu
belajar dan terlibat aktif dalam belajar.
3.2
Teori
Bandura
Bandura meneliti
beberapa kasus, salah satunya ialah kenakalan remaja.Menurutnya, lingkungan
memang membentuk perilaku dan perilaku membentuk lingkungan. Oleh Bandura,
konsep ini disebut determinisme resiprokal yaitu proses yang mana dunia dan
perilaku seseorang saling memengaruhi. Lanjutnya, ia melihat bahwa kepribadian
merupakan hasil dari interaksi tiga hal yakni lingkungan, perilaku, dan proses
psikologi seseorang. Proses psikologis ini berisi kemampuan untuk menyelaraskan
berbagai citra (images) dalam pikiran dan bahasa.
Dalam teorinya, Bandura
menekankan dua hal penting yang sangat mempengaruhi perilaku manusia yaitu
pembelajaran observasional (modeling) yang lebih dikenal dengan teori
pembelajaran sosial dan regulasi diri. Beberapa tahapan yang terjadi dalam
proses modeling: Atensi (perhatian), Retensi (ingatan), Reproduksi, Motivasi
Seseorang belajar
menurut teori ini dilakukan dengan mengamati tingkah laku orang lain (model),
hasil pengamatan itu kemudian dimantapkan dengan cara menghubungkan pengalaman
baru dengan pengalaman sebelumnya atau mengulang-ulang kembali. Berdasarkan
pola perilaku ini, Guru harus bisa menjadi model bagi anak didiknya dengan
selalu aktif kreatif, inovatif dan selalu menyenangkan ketika berhadapan dengan
murid didalam kelas maupun diluar kelas.
3.3
Teori
Bruner
Menurut Bruner, dalam
prosses belajar siswa menempuh tiga tahap, yaitu:
1) Tahap informasi (tahap penerimaan
materi)
Dalam tahap ini,
seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai
materi yang sedang dipelajari.
2) Tahap transformasi (tahap
pengubahan materi)
Dalam tahap ini,
informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah atau ditransformasikan
menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual.
3) Tahap evaluasi
Dalam tahap evaluasi,
seorang siswa menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yang telah
ditransformasikan tadi dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala atau masalah
yang dihadapi.
Aplikasi ide-ide Bruner dalam
pembelajaran digambarkan sebagai berikut.
a.
Memberikan contoh dan bukan contoh dari
konsep yang dipelajari;
b.
Membantu siswa mencari hubungan antar
konsep;
c.
Mengajukan pertanyaan dan membiarkan
siswa mencoba menemukan sendiri jawabannya; dan
d.
Mendorong siswa untuk membuat dugaan
yang bersifat intuitif
4.
CONTOH SITUASI PAIKEM
Berikut ini
beberapa gambaran situasi PAIKEM.
Gb. 1.a. ruang kelas yang
menunjukkan ciri-ciri PAIKEM
4.1
Pada
pembelajaran konvensional meja dan kursi diatur menghadap ke papan tulis dan
siswa duduk berjajar, namun tidak demikian pada PAIKEM. Meja dan kursi diatur
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok.
Gb. 1.b. Pembelajaran
konvensional Gb. 1.c. Pembelajaran paikem
4.2
Siswa
terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan
mereka dengan penekanan pada belajar dengan cara berbuat (learning by doing).
Gb. 1.d. Belajar dengan cara
berbuat/melakukan sesuatu/
learning
by doing (Depdiknas (2005)
4.3
Guru
menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar untuk membuat pembelajaran menarik dan menyenangkan.
Gb. 2.a. siswa menggunakan alat bantu belajar (Depdiknas 2005)
|
Gb. 2.b. siswa menggunakan lingkungan dalam proses belajar (Depdiknas 2005)
|
Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan
belajar yang menarik dan menyediakan ”pojok baca”.
Gb. 2.c. Pajangan
hasil karya untuk menghargai siswa dan menarik minat baca(Depdiknas, 2005)
4.4
Guru
menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara
belajar kelompok yang mengoptimalkan tanggung jawab seluruh anggota kelompok
dalam berpartisipasi dan memberikan
kontribusi positif.
Gb. 3.a. siswa belajar berpasangan
|
Gb. 3.b. siswa belajar
kelompok
|
Gb.
3.c. Kegiatan siswa bervariasi yakni: kerja kelompok, kerja berpasangan, kerja perorangan,
dan kegiatan belajar di kelas (Depdiknas, 2005)
4.5
Guru
mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan masalah dan
untuk mengungkapkan gagasannya, serta melibatkan mereka dalam lingkungan
sekolahnya.
Gb.
4.a. Guru mendorong siswa dalam kegiatan pembelajaran(Depdiknas, 2005)
5.
PENERAPAN
PAIKEM dalam PROSES PEMBELAJARAN
Secara garis besar,
penerapan PAIKEM dalam pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut:
a.
Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan
yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat.
b.
Guru menggunakan berbagai alat bantu dan
berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan
cocok bagi siswa.
c.
Guru mengatur kelas dengan memajang
buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan “pojok baca‟.
d.
Guru menerapkan cara mengajar yang lebih
kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
e.
Guru mendorong siswa untuk menemukan
caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya,
dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai
kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut
menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan
tersebut
Dengan penerapan seperti diatas
Pendekatan pembelajaran PAIKEM dapat membawa angin perubahan dalam
pembelajaran, yaitu:
a.
Guru dan murid sama-sama aktif dan
terjadi interaksi timbal balik antara keduanya. Guru dalam pembelajaran tidak
hanya berperan sebagai pengajar dan pendidik juga berperan sebagaifasilitator.
b.
Guru dan murid dapat mengembangkan
kreativitas dalam pembelajaran. Guru dapat mengembangkan kreativitasnya dalam
hal: teknik pengajaran, penggunaan multimetode, pemakaian media, dan guru dapat
berperan sebagai mediator bagi murid-muridnya.
c.
Murid merasa senang dan nyaman dalam
pembelajaran, tidak merasa tertekan sehingga proses berpikir anak akan berjalan
normal.
d.
Munculnya pembahasan dalam pembelajaran
di kelas.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Dari
pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran serta
perangkat dan setting PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif
Menyenagkan) dengan Aktif berarti siswa berperan serta dalam pembelajaran dan
tidak pasif, Inovatif berarti siswa bisa memberikan ide atau gagasan baru
mengenai pembelajaran, Kreatif berarti siswa mengaplikasikan ide dan gagasan
menjadi sebuah realisasi seperti membuat alat peraga, Efektif berarti
pembelajaran memenuhi kompetensi, Menyenangkan berarti siswa lebih termotivasi
karena pembelajaran tidak membosankan atau menakutkan, Dan siswa akan
merindukan belajar kembali karena proses pembelajarannya menyenangkan.
PAIKEM diterapkan dengan cara guru bertindak
sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran siswa, sehingga apabila dalam
proses pembelajaran tersebut ada siswa yang mengalami kesulitan memahami
pelajaran dapat langsung ditanyakan kepada guru.
DAFTAR
PUSTAKA
1)
Alzahra-aisyah.2010.
Makalah pengertian paikem.
2)
Lie, A. 2002. Cooperative Learning :
Mempraktikkan Co-operative
Learningdi Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
3)
Taslimuharrom.
2008. Metodologi PAKEM.
Artikel Pendidikan.
htttp://id.wordpress.com/tag/artikel-pendidikan/ di akses tanggal 15 April 2015.
4)
Krisno-agus. 2012. Makalah pembelajaran paikem.
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/06/29/pembelajaran-aktif-inovatif-kreatif-dan-efektif/ di akses tanggal 26 Mei 2015.
SESI
TANYA JAWAB
1.
LAILATUS
SA’ADAH
Apa yang dimaksud dengan “ia
tidak hanya menyuapi siswa juga idak seperti menuangkan air dalam ember?”
2.
ACHMAD ROFI’UDIN
Apakah semua unsur yang
terdapat dalam pendekatan pembelajaran paikem cocok diterapkan dalam K13?
3.
VITA ANDRIYANI
Apa yang dimaksud dengan
pendekatan pebelajaran konvensional?
4.
DIGIT RADITYAWAN
Apakah pembelajaran paikem harus menggnakan alat peraga teknologi
seperti ppt, atau sebagainya?
PENYELESAIAN
1)
Yang dimaksud dengan hal itu adalah bahwa guru
tidak hanya memberi materi dan penyelesaian saja pada murid, akan tetapi
mendorong siswa untu berfiir, berusaha dan berkarya dalam menyelesaikan
masalahnya sendiri. Jadi siswa tidak hanya menerima secara instan dari guru
tanpa berusaha sedikitpun.
2)
Sudah psti cocok, jika semua unsur yang terdapat
dalam paikem diterapkan dalam K13. Karena paikem itu sendiri adalah pendekatan
pembelajaran K13.
3)
Pendekatan pembelajran konvensional adalah
pembelajaran kuno dimana siswa hanya monoton menghadap ke papan tulis dan hanya
diam mendengarkan penjelasan materi dari guru.
4)
Tidak, karena salah satu unsur paikem adalah
kreatif dan menyenangkan jadi siswa bisa belajar diluar kelas seperti
dilingkungan untuk menciptakan kenyamanan dan kesenangan bagi siswa.
TIP-TECH | TITOME ANTI-TECH | TITOME ANTI-TECH | TITOME ANTI-TECH
BalasHapusTIP-TECH. chi titanium flat iron Description; titanium bar stock Reviews titanium knee replacement (0). Description; apple watch aluminum vs titanium Reviews (0). We recommend this product. TIPTECH. All you need to titanium dog teeth implants know.