MAKALAH PEMBELAJARAN INOVATIF II
“ GROUP INVESTIGATION ”
Nama anggota :
}
Arif
Budi Slamet (1331009)
}
Nafilah Izzaty (1331069)
}
Nur Hidayat (1331079)
}
Nur
Rosidah Elysianah (1331082)
}
Vita
Andriani (1331114)
}
Zahir
Alauddin Ar Roisi (1331122)
STKIP
PGRI SIDOARJO
MATEMATIKA
2013A PAGI
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mata kuliah Pembelajaran Inovatif II.
Harapan kami semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Sidoarjo, 25 Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan, guru
dituntut untuk terus selalu berinovasi dalam kegiatan pembelajaran baik itu
dalam hal menerapkan beberapa metode belajar agar tidak menimbulkan kebosanan
pada diri siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu, tujuan utama
dengan menerapkan beberapa metode pembelajaran ini agar dapat mencapai tujuan
dari pendidikan itu sendiri secara efektif dan efisien.
Dengan demikian, agar seorang guru dapat dikatakan
berhasil, maka guru harus terus mengembangkan
dan mengaplikasikan beberapa macam metode pembelajaran. Tapi sebelumnya seorang
guru juga harus pandai mengatur untuk mengaplikasikan metode pembelajaran itu
sendiri dimana dan kapan salah satu metode dapat diterapkan yang sesuai dengan
kondisi pembelajaran.
Dalam makalah ini, akan
memaparkan salah satu metode pembelajaran kooperative yaitu : Metode
Group Investigation yang akan diuraikan secara jelas dan terperinci.
Sehingga kelak dapat menjadi acuan untuk menerapkan metode ini di kemudian hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Group Investigation
Group Investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk
mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui
bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat
mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan
topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut
para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih
siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara
aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Dalam metode Group Investigation terdapat
tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri,
pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of
the learning group, (Udin S. Winaputra, 2001:75). Penelitian di sini adalah
proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah
tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik
secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan
suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan
berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling
beragumentasi.
Slavin (1995) dalam Siti Maesaroh (2005:28),
mengemukakan hal penting untuk melakukan metode Group Investigation
adalah:
1.
Membutuhkan Kemampuan Kelompok.
Di dalam mengerjakan setiap tugas,
setiap anggota kelompok harus mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam
penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam
maupun di luar kelas.kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari
setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja.
2.
Rencana Kooperatif.
Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka,
sumber mana yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana
mereka akan mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas.
3.
Peran Guru.
Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru
memutar diantara kelompok-kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan
membantu siswa mengatur pekerjaannya dan membantu jika siswa menemukan
kesulitan dalam interaksi kelompok.
Para guru yang menggunakan metode GI umumnya
membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa
dengan karakteristik yang heterogen, (Trianto, 2007:59). Pembagian kelompok
dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap
suatu topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki,
melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang telah dipilih,
kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporannya di depan kelas.
B. Tujuan Model Pembelajaran Grup Investigasi
Metode Grup Investigation paling
sedikit memiliki tiga tujuan yang saling terkait:
·
Group Investigasi membantu siswa untuk melakukan investigasi
terhadap suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai
implikasi yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan dan membentu
mencapai tujuan.
·
Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang
dilakukan melaui investigasi.
·
Group Investigasi melatih siswa untuk bekaerja secara
kooperatif dalam memecahkan suatu masalah. Dengan adanya kegiatan tersebut,
siswa dibekali keterampilan hidup (life skill) yang berharga dalam kehidupan
bermasyarakat. Jadi guru menerapkan model pembelajaran GI dapat mencapai tiga
hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan, belajar isi dan belajar untuk
bekerjas secara kooperatif.
C. Langkah-langkah penerapan metode Group Investigation
(Kiranawati (2007), dapat dikemukakan sebagai berikut:
1)
Seleksi topik
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam
suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para
siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi
pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang.
Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan
akademik.
2)
Merencanakan kerjasama
Para siswa bersama guru merencanakan berbagai
prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai
topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah 1 diatas.
3)
Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah
dirumuskan pada langkah 2. pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan
keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk
menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah.
Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan
bantuan jika diperlukan.
4)
Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis
berbagai informasi yang diperoleh pada langkah 3 dan merencanakan agar dapat
diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
5)
Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang
menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas
saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik
tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
6)
Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai
kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan.
Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau
keduanya.
Tahapan-tahapan kemajuan siswa di
dalam pembelajaran yang menggunakan metode Group Investigation untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut, (Slavin, 1995) dalam Siti
Maesaroh (2005:29-30):
Enam Tahapan
Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Group
Investigation
Tahap I
Mengidentifikasi
topik dan membagi siswa ke dalam kelompok.
|
Guru
memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan
mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.
|
Tahap II
Merencanakan
tugas.
|
Kelompok
akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan
dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan
dipakai.
|
Tahap III
Membuat
penyelidikan.
|
Siswa
mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan
mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi
masalah kelompok.
|
Tahap IV
Mempersiapkan
tugas akhir.
|
Setiap
kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.
|
Tahap V
Mempresentasikan
tugas akhir.
|
Siswa
mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.
|
Tahap VI
Evaluasi.
|
Soal
ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.
|
Terkait dengan efektivitas
penggunaan metode Metode Group Investigation ini, dari hasil penelitian
yang dilakukan terhadap siswa kelas X SMA Kosgoro Kabupaten Kuningan
Tahun 2009 menunjukkan bahwa:
Pertama, dalam pembelajaran kooperatif
dengan metode Group Investigation berpusat pada siswa, guru hanya
bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif
dalam pembelajaran.
Kedua, pembelajaran yang dilakukan
membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok
tanpa memandang latar belakang, setiap siswa dalam kelompok memadukan berbagai
ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi dalam memahami suatu
pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok.
Ketiga, pembelajaran kooperatif dengan
metode Group Investigation siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang
baik dalam berkomunikasi, semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang
menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari, semua siswa dalam kelas
saling terlihat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik
tersebut.
Keempat, adanya motivasi yang mendorong
siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap
akhir pembelajaran.
Melalui pembelajaran kooperatif
dengan metode Group Investigation suasana belajar terasa lebih efektif,
kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa
untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi
dengan teman lainnya dalam membahas materi pembelajaran.
Dari hasil penelitian ini pula dapat
disimpulkan bahwa keberhasilan dari penerapan pembelajaran kooperatif dengan
metode Group Investigation dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks,
diantaranya: (1) pembelajaran berpusat pada siswa, (2) pembelajaran yang
dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam
kelompok tanpa memandang latar belakang, (3) siswa dilatih untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, (4) adanya motivasi yang mendorong
siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap
akhir pembelajaran.
D. Kelebihan dan kekurangan Metode Group Investigation
Setiap metode atau model pembelajaran pasti
mempunyai ciri khas sendiri, mempunyai kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Dan berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan dari
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).
Kelebihan :
Pembelajaran
kooperatif ini terbukti lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar siswa
dibandingkan dengan model-model pembelajaran individual yang digunakan selama
ini. Keunggulan itu dapat dilihat pada kenyataan sebagai berikut :
1. Peningkatan belajar terjadi tidak tergantung
pada usia siswa, mata pelajaran, dan aktivitas belajar.
2. Pembelajaran kooperatif dapat menyebabkan
unsur-unsur psikologis siswa menjadi terangsang dan lebih aktif. Hal ini
disebabkan oleh adanya rasa kebersamaan dalam kelompok, sehingga mereka dengan
mudah dapat berkomunikasi dengan bahasa yang lebih sederhana.
3. Pada saat berdiskusi fungsi ingatan dari siswa
menjadi lebih aktif, lebih bersemangat dan berani mengemukakan pendapat.
4. Pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan
kerja keras siswa, lebih giat dan lebih termotivasi.
5. Penerapan pembelajaran kooperatif dapa membantu
siswa mengaktifkan kemampuan latar belakang mereka dan belajar dari pengetahuan
latar belakang teman sekelas mereka (Nur, 1998:9)
6. Siswa dapat belajar dalam kelompok dan
menerapkannya dalam menyelesaikan tugas-tugas kompleks, serta dapat
meningkatkan kecakapan individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah,
meningkatkan komitmen, dapat menghilangkan prasangka buruk terhadap teman
sebayanya dan siswa yang berprestasi dalam pembelajaran kooperatif ternyata
lebih mementingkan orang lain, tidak bersifat kompetitif, dan tidak memiliki
rasa dendam (Davidson dalam Noornia, 1997:24)
7. Dapat menimbulkan motivasi siswa karena adanya
tuntutan untuk menyelesaikan tugas.
Kekurangan :
1. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe GI
hanya sesuai untuk diterapkan di kelas tinggi, hal ini disebabkan karena tipe
GI memerlukan tingkatan kognitif yang lebih tinggi.
2. Kontribusi dari siswa berprestasi rendah
menjadi kurang dan siswa yang memiliki prestasi tinggi akan mengarah pada
kekecewaan, hal ini disebabkan oleh peran anggota kelompok yang pandai lebih
dominan.
3. Adanya pertentangan antar kelompok yang
memiliki nilai yang lebih tinggi dengan kelompok yang memiliki nilai rendah.
4. Untuk menyelesaikan materi pelajaran dengan
pembelajaran kooperatif akan memakan waktu yang lebih lama dibandingkan
pembelajaran yang konvensional, bahkan dapat menyebabkan materi tidak dapat
disesuaikan dengan kurikulum yang ada apabila guru belum berpengalaman.
5. Guru membutuhkan persiapan yang matang dan
pengalaman yang lama untuk dapat menerapkan belajar kooperatif tipe GI dengan
baik.
E. Kerangka Pembelajaran Grup Investigasi
Dari kerangka operasional pembelajaran Group
Investigation yang ditulis oleh Joise & Weil ini dapat kita ketahui bahwa
kerangka operasional model pembelajaran Group Investigation adalah sebagai
berikut:
1. Siswa dihadapkan dengan situasi
bermasalah
2. Siswa melakukan eksplorasi sebagai
respon terhadap situasi yang problematis.
3. Siswa merumuskan tugas-tugas belajar
atau learning taks dan mengorganisasikan untuk membangun suatu proses
penelitian.
4. Siswa melakukan kegiatan belajar
individual dan kelompok.
5. Siswa menganalisis kemajuan dan
proses yang dilakukan dalam proses penelitian kelompok.
6. Melakukan proses pengulangan
kegiatan atau Recycle Activities.
BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan yang telah dipaparkan
dalam makalah ini. Maka dapat kami simpulkan bahwa keberhasilan dari penerapan
pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang kompleks, diantaranya: (1) pembelajaran berpusat pada
siswa, (2) pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan
berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, (3)
siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, (4)
adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari
tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Selain itu, berdasarkan pemaparan mengenai model
pembelajaran Group Investigation tersebut, dapat dismpulkan bahwa model
pembelajaran Group Investigation mendorong siswa untuk belajar lebih
aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu
persoalan dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya. Dengan demikian
mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan
pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan
tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama.
DAFTAR PUSTAKA
guru-indonesia.net/admin/file/f_9235_139_Sunardi_.doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar